Nasional

Marsekal TNI Fadjar Prasetyo Pensiun Bulan Depan, 4 Nama Hal ini Berpeluang Menjadi KSAU

Suarasekadau.co.id – JAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Udara Bebas (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan memasuki usia pensiun pada bulan April mendatang. Sejumlah nama perwira bintang tiga disebut layak menggantikan sikap Fadjar.

Diketahui, Fadjar Prasetyo lahir pada 9 April 1966. Artinya, pada 9 April mendatang Fadjar berusia 58 tahun serta memasuki masa pensiun. Fadjar menjabat sebagai KSAU sejak tanggal 20 Mei 2020.

Menurut pengamat militer yang dimaksud juga Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas, dari nama-nama yang tersebut beredar, setidaknya ada empat nama pati yang memiliki potensi juga patut dipertimbangkan mengisi sikap KSAU menggantikan Fadjar Prasetyo.

Mereka adalah Marsdya Andyawan Martono Putra (Wakil KSAU/AAU 1989), Marsdya Samsul Rizal, (Komandan Sesko TNI/AAU 1990 – Adhi Makayasa), Marsdya Tedi Rizalihadi (Pangkoopsudnas/AAU 1991), serta Marsdya Mohamad Tonny Harjono (Pangkogabwilhan II/AAU 1993).

“Keempat sosok ini mempunyai rekam sekolah serta penugasan yang tersebut beragam. Jika merujuk pada kelengkapan sekolah pengembangan, maka semata-mata Andyawan dan juga Samsul yang dimaksud berkategori ‘lengkap’, sudah pernah mengikuti lembaga pendidikan Sesko TNI kemudian Lemhannas,” kata beliau di keterangan yang diterima SINDOnews, Hari Jumat (22/3.2024).

Anton menambahkan, latar belakang penugasan selayaknya juga patut dipertimbangkan di penunjukan KSAU mendatang. Andyawan misalnya, kata Anton, cukup sejumlah mempunyai penugasan di tempat bidang perencanaan kemudian operasi. Sedangkan Samsul maupun Tedi memiliki jejak penugasan dalam lingkungan operasi, personel, kemudian pendidikan. Sementara, Tonny pernah bertugas cukup lama di tempat lingkaran inti Jokowi, yakni sebagai Ajudan Presiden juga Sesmilpres.

Menurut Anton, apabila merujuk pada sisa usia pensiun, maka Andyawan mempunyai sisa usia pensiun terpendek yakni 1 tahun 1 bulan. Sedangkan sisa usia pensiun Samsul (2 tahun 11 bulan), Tedi (4 tahun 3 bulan), lalu Tonny (5 tahun 7 bulan). “Faktor sisa usia pensiun tentu cuma krusial untuk dijadikan pertimbangan pada memilih KSAU ke depan,” katanya.

Anton menekankan, pergantian pucuk pimpinan organisasi akan dapat mempengaruhi jalannya regenerasi di tempat tubuh TNI AU. Jika terlampau cepat, kurang dari 6 bulan, maka jabatan KSAU akan dapat dianggap sebagai tempat transit semata mengingat sosok yang disebutkan belum secara efektif menjalankan tugas.

“Akan tetapi, jikalau usia pensiun terlampau panjang maka tentu dapat berpotensi mengganggu berjalannya proses regenerasi TNI AU,” katanya.

Anton juga mengingatkan tantangan utama KSAU mendatang adalah bagaimana meningkatkan kesiapan (readiness) TNI AU secara signifikan. Di sedang dinamika geopolitik regional juga global yang digunakan bukan menentu ketika ini, kesiapan TNI AU yang tersebut prima tentu sekadar menjadi salah satu kunci.

Ketika TNI AU di beberapa tahun ke depan akan kedatangan beberapa orang pesawat tempur maka perangkat sistem pendukung juga harus disiapkan. Oleh akibat itu, perencanaan pengembangunan kekuatan pertahanan udara menjadi krusial. Apalagi, pada waktu ini pembahasan Rencana Penting Pembangunan Kekuatan TNI AU 2025-2029 juga masih berlangsung.

“Dan kondisi ini jelas membutuhkan sosok KSAU yang dimaksud memiliki kadar kepemimpinan, pengalaman, dan juga pengetahuan kuat. Dalam konteks ini, kecermatan lalu kebijaksanaan Presiden Joko Widodo pada menetapkan siapa sosok KSAU mendatang menjadi sangat penting untuk dikedepankan.”

Related Articles

Back to top button