Kesehatan

Takeda lalu Alodokter Berkolaborasi Melawan DBD pada Indonesia

Suarasekadau.co.id – JAKARTA – PT Takeda Innovative Medicines juga Alodokter hari ini mengumumkan kolaborasi yang sudah pernah dijalin kedua perusahaan sebagai bentuk komitmen, dan juga partisipasi terlibat pada memerangi DBD di tempat Indonesia. Sinergi yang disebutkan direfleksikan ke pada rangkaian kegiatan serta inisiatif, baik yang ditujukan terhadap tenaga kesehatan, rakyat umum, maupun karyawan, untuk mengendalikan juga mengurangi penyebaran virus dengue.

Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang dimaksud ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat serta merupakan ancaman kemampuan fisik rakyat yang besar. Menurut Organisasi Bidang Kesehatan Planet (WHO), demam berdarah dengue adalah salah satu ancaman utama kemampuan fisik warga di dalam dunia, lalu di tempat Indonesia sebagai salah satu negara hiper-endemis.

Data Kementerian Aspek Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023 menyatakan bahwa terdapat total 114.435 persoalan hukum demam berdarah dengue selama tahun 2023 dengan kematian 894 kasus, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 perkara serta kematian sebanyak 1.237 kasus. Sedangkan, pada tahun 2024, sampai dengan minggu ke-11 saja, tercatat 35.556 tindakan hukum dengan kematian 290 kasus.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Alodokter untuk bersama-sama mengedukasi tentang bahaya juga pencegahan DBD.

“DBD adalah penyakit yang mana mengancam jiwa juga sampai ketika ini tak ada penyembuhan khusus untuk DBD – menjadikan aksi pencegahan sebagai kunci. Oleh akibat itu, kami menyambut baik kemitraan dengan Alodokter sebagai sumber informasi kondisi tubuh tepercaya, untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran warga dan juga pengetahuan tenaga kemampuan fisik tentang DBD, pencegahannya, juga penanganannya,” kata Andreas.

“Takeda mendirikan kemitraan dengan Kementerian Aspek Kesehatan melalui kampanye bersatu #Ayo3MplusVaksinDBD, yang tersebut meminta seluruh warga Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara konsisten guna membatasi populasi nyamuk, juga berkonsultasi dengan dokter mengenai intervensi inovatif melalui vaksinasi,” sambungnya.

Andreas juga menggarisbawahi perlunya lebih besar sejumlah edukasi tentang DBD dan juga intervensi perubahan di pencegahan DBD.

“Masih sejumlah kesalahpahaman terkait risiko, tingkat keparahan, juga pencegahan dengue. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD, tanpa memandang usia, di area mana mereka tinggal, atau gaya hidup. DBD khususnya memberikan dampak pada populasi usia aktif, juga merupakan pemicu utama kematian bagi anak-anak. Perlindungan melalui vaksinasi direkomendasikan oleh asosiasi medis tiada belaka untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa,” jelas Andreas.

“Oleh sebab itu, marilah kita terus memperkaya diri kita dengan pengetahuan tentang DBD serta pencegahannya melalui sumber-sumber yang mana tepercaya, untuk melindungi diri kita sendiri kemudian orang-orang yang digunakan kita cintai. Bersama kita dapat memerangi DBD juga mencapai tujuan pemerintah Indonesia yaitu ‘Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030’,” tambahnya.

Related Articles

Back to top button