Bisnis

Kurs Rupiah Berakhir Merosot ke Rp15.858/USD, Berikut Sentimennya

Suarasekadau.co.id – JAKARTA – Angka tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berakhir melemah usai kehilangan 65 poin ke level Rp15.858 per Dolar Amerika pada perdagangan hari ini, Rabu (27/3/2024). Sebelumnya mata uang Garuda sempat turun menjadi Rp15.792.

Pengamat lingkungan ekonomi uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar menguat dikarenakan sebagian besar pelaku lingkungan ekonomi tetap saja bias terhadap dolar setelahnya sinyal dovish dari Swiss National Bank serta Bank of England mematok greenback sebagai satu-satunya mata uang dengan imbal hasil tinggi serta risiko rendah.

“Antisipasi terhadap data indeks nilai tukar PCE utama yang digunakan merupakan ukuran kenaikan harga pilihan The Fed serta komentar dari pejabat tinggi The Fed akhir pekan ini juga mengupayakan aliran dana ke dolar, khususnya akibat para peniaga mengawaitu lebih banyak berbagai isyarat mengenai penurunan suku bunga AS,” tulis Ibrahim pada risetnya.

Selain itu komentar dari anggota majelis BOJ Naoki Tamura yang tersebut mengatakan, bahwa bank sentral harus melanjutkan secara perlahan lalu terus-menerus menuju normalisasi kebijakan ultra-longgar pada beberapa bulan mendatang. Komentarnya menguatkan dugaan bahwa BOJ akan tetap saja bersikap dovish pada waktu dekat.

Kekhawatiran ini muncul teristimewa pasca diplomat mata uang Jepun menyampaikan peringatan bahwa mereka tiada akan mengesampingkan tindakan apa pun pada menahan pelemahan mata uangnya.

Menteri Keuangan Shunichi Suzuki menyatakan pada hari Rabu bahwa ia akan mengambil “langkah tegas” terhadap pergerakan mata uang yang digunakan berlebihan, mengulangi komentarnya pada tahun 2022, ketika pemerintah melakukan intervensi tingkat tinggi untuk menggalang mata uangnya.

Dari sentimen internal, ekonom menilai pemerintahan yang digunakan akan dipimpin oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang perlu untuk meramu beberapa strategi di rangka mencapai target pertumbuhan sektor ekonomi sebesar 6%-7%. Untuk mengejar target peningkatan sektor ekonomi 6%-7%, tidaklah cukup jikalau pemerintahan mendatang hanya saja melanjutkan.

Sebelumnya, gagasan yang mana selalu disampaikan oleh Prabowo-Gibran selama kampanyenya adalah keberlanjutan, yaitu melanjutkan program-program atau strategi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang mana telah terjadi berjalan selama ini.

Banyak pekerjaan rumah di tempat bidang dunia usaha yang dimaksud justru perlu perbaikan. Pasalnya, selama pemerintahan era Jokowi, peningkatan ekonomi stagnan pada level 5%, bahkan dengan kecenderungan menurun.

Jika narasinya melanjutkan, bukanlah berarti tidaklah sanggup memperbaiki, ada hal-hal yang digunakan perlu segera diperbaiki. Salah satu sektor yang perlu dibenahi yaitu sektor pangan, fenomena lonjakan nilai pangan pada beberapa bulan terakhir menunjukkan bahwa ketahanan pangan Indonesia masih sangat lemah.

Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif kemudian ditutup melemah di area rentang Rp15.840 – Rp15.900 per USD.

Related Articles

Back to top button